Selasa, 01 Januari 2013

EDELWEIS

10 oktober 2008 dimana kumengenal kaum hawa yang menjadikan diri seorang manusia menjadi dirinya sendiri, banyak hal yang saat ini tak bisa kulupakan saat kau terjatu di jalan setapak yang penuh dengan lorong-lorong yang berduri, tahun ke tahun pun berlalu hingga saat itu.

07 september 2011 sehari sebelum ulang tahunku Tuhan pun berkendak lain dan memanggilmu disisinya, Tuhan yang mungkin sangat menyanyagimu ingin kau selalu ada disisinya, terakir kali kau memberiku setangkai edelweis yang masih segar dan terungkai kata dari bibir manjamu yang kering lemah tak berdaya, "jika aku nantinya akan pergi untuk selama-lamanya berjanjilah kelak jika kau temukan yang terbaik dari yang terbaik maka sayangilah dia lebih dari kau menyanyangi aku selamah ini" hanya kata itu yang terakir kali aku dengar sebelum dia pergi, terasa sunyi saat ini tak ada lagi canda tawanya tak da lagi gurauwan sayangnya.

setelah kepergiannya aku pun mulai mencari rasa cinta itu kembali akan tetapi sayang tak ada yang spesial dimataku semua kulempar begitu saja dari pikiranku hingga beberapa kaum hawa pun tersakiti karenaku.

6 september 2012 setahun setelah kepergiaannya Tuhan pun membuka mataku, raga dan jiwaku pun bertanya apakah rasa ini akan timbul kembali seperti dulu, aku terasa tak yakin pada diriku sendiri waktu itu, kujalani dengan sabar dengan memendam rasah perih ini sampai aku yakin seakan dirinya yang telah pergi membisikku "kejarlah dia, gapai cintanya" sampai aku yakinkan diriku.

terasa yakin waktu kulihat dirinya berbeda dengan wanita yang lain yang pernah aku temui, bukan hanya senyum, canda dan tawanya atau suaranya yang cempreng itu akan tetapi diwajahnya kumelihat wajah Tuhan saat itulah aku merasa yakin jika dia memang berbeda dari yang lain, aku tau apa yang selama ini aku cari dan menjadi janjiku dengannya hingga lebih dari lima bulan kupendam rasa ini.

pergantian tahun 2012 ke 2013 aku mengunggkapkan perasaan itu akan tetapi tak ada sama sekali kesan bahwa dirinya merasakan apa yang aku rasakan, karena perasaannya telah menjadi milik yang lain, terasah pupus sudah harapan itu hilang sudah janji itu kini kuserahkan hanya kepadamu Tuhan karena cintaku kepadmu melebihi cintaku kepada hambamu. jika Edelwis bisa tegar dan tak pernah layu, kuingin cintaku seperti Edelweis bunga abadi. terbang tinggi ke Nirwana itu saja.